Subscribe:

Labels

Sabtu, 09 Oktober 2010

Ditemukan Planet yang Sangat Mirip dengan Bumi


(gambar: cbsnews)
LONDON - Para ilmuwan mengklaim bahwa mereka menemukan sebuah planet baru yang paling mirip dengan Bumi dan bisa untuk ditinggali.

Sebuah tim dari para pemburu planet telah mengumumkan penemuan dari Gliese 581g, sebuah planet berukuran seperti Bumi yang mengorbit pada bintang terdekat. Jarak antara planet tersebut dengan bintangnya tersebut berada di zona yang aman, dimana air mungkin ada di permukaan planet tersebut. Demikian seperti yang dikutip darI Telegraph, Kamis (30/9/2010).

"Penemuan kami ini memperlihatkan sebuah planet yang berpotensi untuk ditinggali," ujar Profesor Steven Vogt dari University of California. "Faktanya bahwa kita bisa untuk mendeteksi planet ini dengan cepat dan bisa saja planet seperti ini ada banyak di alam semesta ini," tambahnya.

Sudah dikonfirmasi, bahwa planet ini mirip dengan bumi dan memiliki potensi kuat untuk ditinggali. Penemuan ini bisa saja menjadi pemicu untuk menemukan ke depannya planet-planet sejenis. Penemuan ini berdasarkan pada 11 tahun penelitian di W.M Keck Observatory di Hawaii.

"Teknik tambahan yang dikombinasikan dengan teleskop terus melanjutkan penyelidikan atas exoplanet," ujar Prof Vogt dan Paul Butler dari Carnegie Institution di Washington, yang mana penemuan mereka tersebut diterbitkan di Astrophysical Journal.

Di Astrophysical Journal dituliskan penemuan dua planet baru di sekitar bintang Gliese 581. Yang paling menarik dari dua planet baru adalah Gliese 581g, dengan massa tiga sampai empat kali lebih besar dari Bumi dan waktu orbit di bawah 37 hari.

Massa dari planet tersebut mengindikasikan bahwa Gliese 581 mungkin adalah sebuah planet berbatu dengan permukaan yang kasar dan memiliki gravitasi, menurut Profesor Vogt. Planet Gliese 581g berlokasi di konstelasi rasi bintang Libra dengan jarak 20 tahun cahaya dari Bumi.

Ilmuwan Teliti Spesies Hiu Misterius


(foto: hiu starry smooth-hound)
BELFAST - Sebuah spesies hiu misterius berukuran kecil yang ditemukan dii pantai Irlandia akhir-akhir ini mendapat banyak perhatian dari para ilmuwan. Sebelumnya para ilmuwan memang telah menghabiskan waktu selama empat tahun untuk mempelajarinya.

Ikan hiu tersebut memiliki ukuran hingga sepanjang satu meter, dan bisa mencapai berat 12 kg. Pada setiap musim panas mereka berenang menyusuri perairan dangkal di pantai timur Irlandia. Keberadaan dari hiu spesies baru ini masih misterius, sampai akhirnya para ilmuwan di University College Dublin mempelajari hiu ini. Demikian dikutip dari LiveScience, Jumat (8/10/2010).

"Sangat menarik, mengingat hiu jenis ini sangat sedikit diketahui informasinya mengingat ukuran dan jumlah mereka di Pantai Timur," ujar Edward Farrell, lulusan dari University College Dublin School of Biology and Enviromental Science.

"Sampai saat ini kita belum yakin benar apa, spesies yang sedang kita teliti, tapi kami telah mengembangkan metode genetik yang memungkinkan kita memprediksi bahwa hiu jenis starry smooth-hound di Irlandia ini beda dengan jenis starry smooth-hound pada umumnya," tambah Farrell.

Hiu jenis starry smooth-hound sebelumnya dikenal sebagai spesies hiu yang pertumbuhannya cepat. Bagaimanapun proyek empat tahun ini telah mengungkap bahwa hiu starry smooth-hound di perairan Irlandia tumbuh dua kali lebih lambat dari perkiraan awal dan hanya bereproduksi setiap dua tahun sekali. Dengan angka reproduksi yang rendah, kegiatan memancing yang tidak resmi bisa menghasilkan dampak yang serius buat spesies hiu ini.

Hiu starry smooth-hound tidak populer di Irlandia. Kurangnya pengetahuan akan kehidupan mereka di Lautan Atlantik membuat kurang berkembangnya manajemen dan strategi konservasi. Hiu starry smooth-hounds di perairan Irlandia cukup banyak, tapi penyebabnya sampai saat ini masih belum diketahui.

"Tidak manajemen yang dibuat untuk spesies ini di perairan Eropa, karena masih kurangnya informasi," ujar Farell. "Jadi tujuan utama kami adalah untuk mengumpulkan data-data yang perlu, yang diharapkan bisa digunakan untuk menolong hiu-hiu jenis ini, dan mencegah eksploitasi berlebihan yang dilakukan terhadap mereka di perairan Mediterania,"

Penelitian mengenai hiu jenis ini juga diterbitkan di Journal Of Fish Biology.

Senin, 04 Oktober 2010

Memangku Laptop Bisa Bikin Kulit Belang



BASEL - Seringkali orang menggunakan laptop dalam berbagai posisi. Salah satunya adalah posisi dengan memangku laptop di atas paha dimana kaki terbujur. Posisi ini sering dilakukan ketika seseorang sedang santai menggunakan laptop di atas sofa atau tempat tidur.

Tapi tahukah Anda bila posisi tersebut dilakukan dalam waktu lama dapat mempengaruhi kondisi kulit paha.

Dinosaurus Lebih Tinggi dari yang Diperkirakan


(gambar: highlightskids)
WASHINGTON - Beberapa dinosaurus mungkin lebih tinggi 10 persen dari dugaan semula. Para Paleontog mengatakan dalam sebuah studi bahwa mahkluk-mahkluk prasejarah tersebut memiliki daging-daging jaringan pengikat tulang yang banyak.

"Dinosaurus-dinosaurus tersebut memiliki jaringan pengikat yang kuat pada sendi-sendi tubuh mereka. Jaringan tersebut kemungkinan menambahkan setidaknya 30 sentimeter tinggi tubuh mereka. Berdasarkan penelitian terbaru kami mengenai dinosaurus, menunjukkan bahwa dinosaurus itu secara signifikan lebih tinggi dari perkiraan semula," ujar Casey Holliday, profesor anatomi di MU School of Medicine, seperti dikutip melalui AFP, Sabtu (2/10/2010).

Holliday mengadakan penelitian ini bersama peneliti dari University of Missouri dan Ohio University. Diperkirakan penemuan ini bakal mengubah pandangan orang-orang terhadap kecepatan lari dan postur tubuh dinosaurus. Menurut Holliday, banyak tulang panjang dinosaurus, seperti femur atau tibia, yang memiliki artikulasi kurang dan permukaan tulang ekor yang kasar.

"Hal ini mengindikasikan bahwa jaringan pengikat tebal yang membalut struktur tulang mereka akan menambah ukuran tinggi untuk beberapa jenis dinosaurus secara signifikan," tambah Holliday.

Sebagai perbandingan, tulang dari mamalia memiliki struktur jaringan pengikat yang berbeda. Dari hasil penelitian ini, bisa dilihat banyak perbedaan struktur tulang dan jaringan pengikatnya pada reptil dan mamalia.

Para ilmuwan juga membandingkan struktur jaringan pengikat tulang pada burung unta dan buaya, yang merupakan kerabat terdekat dinosaurus jenis T-Rex dan Triceratops. Mereka menemukan bahwa jaringan pengikat tulang dari buaya dan burung unta, sudah termasuk 6 dari 10 persen jaringan pengikat tulang yang miliki oleh dinosaurus.

Brachiosaurus, yang sebelumnya diduga setinggi 13 meter, mungkin sebenarnya lebih tinggi satu kaki dari perkiraan sebelumnya, itu apabila ditambah dengan daging struktur pengikat tulang, menurut para peneliti.

"Penelitian ini adalah signifikan karena menunjukkan bahwa tulang selalu 'berbicara untuk dirinya'. Untuk mengerti bagaimana dinosaurus bergerak, kita harus menganalisis tulang sebagaimana mereka berada di dalam tubuh, termasuk jaringan pengikat tulang mereka," ujar Lawrance Witmer, profesor anatomi di Ohio University College of Osteopathic Medicine.

Witmer mengatakan bahwa tulang-tulang dinosaurus di musium faktanya tidak bisa secara akurat merefleksikan tinggi sebenarnya dari mahkluk-mahkluk itu karena tidak diperkirakan juga jaringan pengikat tulang serta daging yang membungkus tulang-tulang tersebut.
(srn)
diambil dari okezone.com